Puisi Terakhir Sang Gie

Hasil gambar untuk soe hok gieSEBUAH TANYA_ SOE HOK GIE
Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekkah..
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza..

Tapi aku ingin menghabiskan waktu ku di sisi mu, sayangku...

Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu..
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mandala Wangi..

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danau..
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biapra..

Tapi aku ingin mati di sisi mu, Manis ku...

Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya..
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu..

Mari sini sayang ku...

Kalian yang pernah mesra,
Yang pernah baik dan simpati pada ku..
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung...

Kita tak pernah menanamkan apa-apa..
Kita tak kan pernah kehilangan apa-apa..

(Catatan 11 November 1969) [hal. 433-434]
Catatan Seorang Demonstran - Soe Hok Gie
Soe Hok Gie sangat senang menulis, baik itu tulisan tajam dalam mengkritik pemerintah maupun karya sastra seperti puisi. Puisi-puisinya sangat menggambarkan realitas zaman itu yang penuh dengan permainan politik. Gie merefleksikan segala bentuk dinamika kehidupan dalam puisinya. Terdapat sisi refleksi dalam puisi-puisi Gie yang dapat menggugah hati setiap pembacanya.
Di sisi lain, sebagai manusia biasa, Gie juga dihadapkan pada situasi yang dinamakan cinta akan beda jenis. Di sinilah puisi “Sebuah Tanya” menggambarkan apa yang telah dialami oleh Gie, khususnya tentang sikap dan perasaannya terhadap perempuan. Inilah bagian yang menarik, satu puisi cinta di tengah berbagai puisi tentang nasionalisme.

Kehidupan cinta Gie tidaklah berjalan dengan mulus. Sikap Gie cenderung menilai bahwa cinta yang berujung pada perkawinan itu tidaklah suci. Baginya tidak ada cinta sejati karena yang ada hanyalah nafsu. Namun di luar pandangannya itu, seorang Soe Hok Gie pun dapat terombang-ambing oleh cinta itu sendiri.
Kisah percintaan Gie dapat dikatakan tragis juga. Ketika dia mengejar apa yang disebut cinta, semuanya menolak. Dalam buku hariannya setidaknya ada tiga perempuan (salah satunya adalah Maria) yang disebut-sebut memiliki hubungan khusus dengannya, namun semua berujung pada penolakan, bukan dari pihak perempuannya sendiri maupun dari pihak keluarga perempuan tersebut.