Bum...



_Ozel_


Bum... 

Sakit, 

Tak sedikitpun berdarah.

Sesak,

Mengganggu sepanjang malam.

Ingin terpejam,

Mata enggan menerimanya 


Bum...

Fokus - Fokus 

Tujuan? 

Jangan!

Pergilah! 

Jangan... Kembali! 


Bum 

.........

Anda siapa

Hahahaha.. 


Senja Nan Malang (Puisi) "Senja Sore"

Senja Nan Malang (Puisi) "Senja Sore"

SENJA gelap


Apa yang diperjuangkan, kini dihancurkan


Apa yang dimenangkan, kini dienyahkan


Negeri tercintaku luruh dalam balutan nafas sang waktu


Bar-bar menjadi identitas tersohor bagi bumiku


Semerbak wewangingan damai, tercerabut oleh anyir permusuhan


Etika moral bergelayut di titik nadir


Menanti terperosok…





Negeriku malang, negeriku jalang




Tenggelam dalam kebobrokan mental yang kental




Apa yang ku cinta, kini terbalur rancu




Semua samar…




Kemajuan yang kasat mata,




Hanya bermuara pada barisan pelahap ilegal rupiah berjamaah




Selebihnya,




Tergeletak pasrah pada guratan takdir Hyang Jagat




Bahkan lingkaran cahaya mentari hanya memantulkan semburat nestapa




Tak terelakkan,




Air mata menggantung di pipi bulan




Menangisi alam yang menggerutu tak bersahabat




Negeriku dipenuhi lubang-lubang borok yang tak sempat terjamah




Perut membuncit menjadi pertanda derita, bukan makmur




Sedih…




Miris…






Aku menyaksikan ratapan senja nan malang


Adakah yang masih peduli?


Kemana perginya sang pekerti?


Bahkan seorang pahlawan kesiangan pun enggan turun tangan…





Lakukan sesuatu!!!




Jika kau tak sanggup menjadi sebongkah karang yang kokoh




Jadilah kerikil yang tak bergeming terlindas zaman




Jika kau tak sanggup menjadi khalayak yang bersatu padu




Jadilah sekawanan lebah pekerja yang gencar membela sang ratu




Kayuh seluruh roda cinta sang nurani




Lalu tebarkan ke setiap sudut Ibu Pertiwi




Berikan yang terbaik…



Demi Indonesia maju…

Kembali (puisi)

Kembali (puisi)

kembali

Ku ingin kembali

Tapi tak sama menanti

Tak ingin merasakan itu pergi



Hanya ingin kembali

Kembali untuk diri

Tak ingin hati mati

Bersama cinta yang pergi



Ku hanya ingin kembali

Kembali berdiri

Menyongsong hari-hari

Penuh ketenangan sanubari



Tak ada lagi

Aku harus kembali

Jalanin hidup dengan mengerti

Tanpa harus kembali





By : Rozel


Gelapnya Senja Disore Ini

Gelapnya Senja Disore Ini

gelapnya senja Disore ini


Desiran angin pantai

mebawaku dalam kedamaian

merasuki suasana hati

hati yang tersayat.



Desiran angin pantai

memberikan ketenangan

pada otak yang sedang terikat

terikat pada tiang setan.



Terombang – ambing, hilang akal dan tenggelam

Mecari serpihan kehidupan yang tersisa

Dalam gelap ku menemukan cahaya

Tanpa ragu ku yakinkan

Akan ku jalani ini

Tanpa kau lagi disini.








#By:Rozel.
Sore Ku Dalam Renungan

Sore Ku Dalam Renungan

Hasil gambar untuk pantai plengkung banyuwangi 

Di sore yang sedikit mendung ini ku berjalan di tepi pantai, berjalan tak tau mau kemana, hanya ingin menenangkan hati yang entah tak tau kenapa. Hati ini bagaikan penyakit yang telah menjadi kronis yang telah menjalar keseluruh tubuh, membuat tubuh lemas tanpa gairah.

Mengamati prilaku alam disekitar, terpaan angina yang kencang yang menandakan aku sedang dipantai, beriringan membawa gulungan-gulungan ombak yang menguji setiap apa yang ada di pesirir pantai. Pasir, karang dan pepohonan lah yang terkena terpaan gulungan ombak yang di bawa anggin.
diriki sekarang bagaikan botol yang ku liat soreini.  Ia terombang ambing ombak seperti tak ada tujuan dalam hidupnya. Dan tak tau apa yang harus dilakukan, hanya menunggu ombak membawanya terdampar di pinggiran laut, sehingga menjadi sampah pantai. Bahkan bisa terus terombang ambing semakin menjauhi daratan dan akhirnya tenggelam.

 Desir ombak yang menerpa pasir demi sedikit mengikis lapisan pantai. Tak sadar semakin dalamnya pantai karena terpaan sang ombak. Membuat setiap orang yang ingin bermain main ataupun singgah sejenak takut. Tak ingin tenggelam dan terbawa ombak karna itu.

Aku hanya ingin menjadi karang yang tetap pada posisinya, walaupun terjangan ombak yang dashyat tak sedikitpun menggoyangkan atau menggeser posisinya. Entah apa yang bisa membuatnya bisa bertahan dalam gempuran ombak yang semakin bernafsu untuk menggoyangkanya.

Tak terasa semakin kumenikmati sore ini, matahari sudah mulai meredup dia mulai tersipu malu perlahan ia bersembunyi di balik gulungan ombak. Melihat indahnya sang mentari sedang tersipu malu ku terbayang wajahnya lagi ketika ia malu, begitu manisnya. sayangnya sang mentari pun pergi dengan membawa dan menghapus bayangan itu dari benakku.

Sehingga kegelapan melanda di sekitar ku, dengan perlahan sinar putih yang sedikit menyinari dikala malam pun kurasakan hadirnya. Dialah sang rembulan. Malam ini sang rembulan tak sepenuhnya menampakan dirinya dengan menampakan hanya terlihat setengah dari setengah bentuknya. Seakan mengisyaratkan untuk mengajak ku ikut tersenyum.  

Hari ini sang rembulan sedang tidak didampingin dengan teman sejatinya dalam menghiasi malam, awan gelap memishkan mereka,  sehingga ku merasa sang rembulan merasakan apa yang sedang ku rasakan. Begitulah yang kurasakan saat ini, ku merasa di pantai sore ini berirama dan menyatu dengan apa yang sedang ku rasa.


#pantaipelngkungbanyuwangi