Senja Nan Malang (Puisi) "Senja Sore"
Apa yang diperjuangkan, kini dihancurkan
Apa yang dimenangkan, kini dienyahkan
Negeri tercintaku luruh dalam balutan nafas sang waktu
Bar-bar menjadi identitas tersohor bagi bumiku
Semerbak wewangingan damai, tercerabut oleh anyir permusuhan
Etika moral bergelayut di titik nadir
Menanti terperosok…
Negeriku malang, negeriku jalang
Tenggelam dalam kebobrokan mental yang kental
Apa yang ku cinta, kini terbalur rancu
Semua samar…
Kemajuan yang kasat mata,
Hanya bermuara pada barisan pelahap ilegal rupiah berjamaah
Selebihnya,
Tergeletak pasrah pada guratan takdir Hyang Jagat
Bahkan lingkaran cahaya mentari hanya memantulkan semburat nestapa
Tak terelakkan,
Air mata menggantung di pipi bulan
Menangisi alam yang menggerutu tak bersahabat
Negeriku dipenuhi lubang-lubang borok yang tak sempat terjamah
Perut membuncit menjadi pertanda derita, bukan makmur
Sedih…
Miris…
Aku menyaksikan ratapan senja nan malang
Adakah yang masih peduli?
Kemana perginya sang pekerti?
Bahkan seorang pahlawan kesiangan pun enggan turun tangan…
Lakukan sesuatu!!!
Jika kau tak sanggup menjadi sebongkah karang yang kokoh
Jadilah kerikil yang tak bergeming terlindas zaman
Jika kau tak sanggup menjadi khalayak yang bersatu padu
Jadilah sekawanan lebah pekerja yang gencar membela sang ratu
Kayuh seluruh roda cinta sang nurani
Lalu tebarkan ke setiap sudut Ibu Pertiwi
Berikan yang terbaik…
Demi Indonesia maju…
Kembali (puisi)
Ku ingin kembali
Tapi tak sama menanti
Tak ingin merasakan itu pergi
Hanya ingin kembali
Kembali untuk diri
Tak ingin hati mati
Bersama cinta yang pergi
Ku hanya ingin kembali
Kembali berdiri
Menyongsong hari-hari
Penuh ketenangan sanubari
Tak ada lagi
Aku harus kembali
Jalanin hidup dengan mengerti
Tanpa harus kembali
By : Rozel
Gelapnya Senja Disore Ini
Desiran angin pantai
mebawaku dalam kedamaian
merasuki suasana hati
hati yang tersayat.
Desiran angin pantai
memberikan ketenangan
pada otak yang sedang terikat
terikat pada tiang setan.
Terombang – ambing, hilang akal dan tenggelam
Mecari serpihan kehidupan yang tersisa
Dalam gelap ku menemukan cahaya
Tanpa ragu ku yakinkan
Akan ku jalani ini
Tanpa kau lagi disini.
#By:Rozel.
Sore Ku Dalam Renungan
Di sore yang
sedikit mendung ini ku berjalan di tepi pantai, berjalan tak tau mau kemana,
hanya ingin menenangkan hati yang entah tak tau kenapa. Hati ini bagaikan
penyakit yang telah menjadi kronis yang telah menjalar keseluruh tubuh, membuat
tubuh lemas tanpa gairah.
Mengamati prilaku
alam disekitar, terpaan angina yang kencang yang menandakan aku sedang
dipantai, beriringan membawa gulungan-gulungan ombak yang menguji setiap apa
yang ada di pesirir pantai. Pasir, karang dan pepohonan lah yang terkena
terpaan gulungan ombak yang di bawa anggin.
diriki
sekarang bagaikan botol yang ku liat soreini. Ia terombang ambing ombak seperti tak ada
tujuan dalam hidupnya. Dan tak tau apa yang harus dilakukan, hanya menunggu
ombak membawanya terdampar di pinggiran laut, sehingga menjadi sampah pantai. Bahkan
bisa terus terombang ambing semakin menjauhi daratan dan akhirnya tenggelam.
Desir ombak yang menerpa pasir demi sedikit
mengikis lapisan pantai. Tak sadar semakin dalamnya pantai karena terpaan sang
ombak. Membuat setiap orang yang ingin bermain main ataupun singgah sejenak
takut. Tak ingin tenggelam dan terbawa ombak karna itu.
Aku hanya
ingin menjadi karang yang tetap pada posisinya, walaupun terjangan ombak yang
dashyat tak sedikitpun menggoyangkan atau menggeser posisinya. Entah apa yang
bisa membuatnya bisa bertahan dalam gempuran ombak yang semakin bernafsu untuk
menggoyangkanya.
Tak terasa
semakin kumenikmati sore ini, matahari sudah mulai meredup dia mulai tersipu
malu perlahan ia bersembunyi di balik gulungan ombak. Melihat indahnya sang mentari
sedang tersipu malu ku terbayang wajahnya lagi ketika ia malu, begitu manisnya.
sayangnya sang mentari pun pergi dengan membawa dan menghapus bayangan itu dari
benakku.
Sehingga kegelapan
melanda di sekitar ku, dengan perlahan sinar putih yang sedikit menyinari
dikala malam pun kurasakan hadirnya. Dialah sang rembulan. Malam ini sang
rembulan tak sepenuhnya menampakan dirinya dengan menampakan hanya terlihat
setengah dari setengah bentuknya. Seakan mengisyaratkan untuk mengajak ku ikut tersenyum.
Hari ini
sang rembulan sedang tidak didampingin dengan teman sejatinya dalam menghiasi
malam, awan gelap memishkan mereka,
sehingga ku merasa sang rembulan merasakan apa yang sedang ku rasakan. Begitulah
yang kurasakan saat ini, ku merasa di pantai sore ini berirama dan menyatu
dengan apa yang sedang ku rasa.
#pantaipelngkungbanyuwangi