Bum...



_Ozel_


Bum... 

Sakit, 

Tak sedikitpun berdarah.

Sesak,

Mengganggu sepanjang malam.

Ingin terpejam,

Mata enggan menerimanya 


Bum...

Fokus - Fokus 

Tujuan? 

Jangan!

Pergilah! 

Jangan... Kembali! 


Bum 

.........

Anda siapa

Hahahaha.. 


Tak Punya Hati



~ Ozel ~


Dikala yang semu 

Mulai nyata 

Yang jauh 

Kian mendekat 

Engkau malah pergi 


Indah ku kenang 

Namun sakit tuk dirasa 

Perih 

Pedih 

Merasuk jiwa 

Engkau tak akan mengerti 


Berhiperbola dalam angan 

Manis dalam lisan 

Nyatanya... 

Hanya metafora 

 Engkau tak punya hati 








Sakit Tuk Bersama



~ Ozel ~


Entah apa yang terjadi kali ini

Seperti pernah ku rasakan sebelumnya 

Bagaimana ia bisa tumbuh

Padahal aku tak menginginkan 

Tuk hadir sekarang


Ada bukan karena paras mu 

Tapi karakter unik 

Yang kutemui 

Membuat sebuah keistimewaan 


Memberikan nutrisi 

Hingga semakin cepat tumbuh 

Apa yang harus kulakukan?

Jika mengatakannya 

Membuatku menjadi manusia 

paling egois di bumi 

Namun sanggupkah 

Jika ku kubur semua 

Agar kita tetap bersama 

























Diam atau Hidup Berdampingan (Puisi).


Karya: Ozel

Wabah tercipta
Bukan proses geofisika ataupun kimia
Tapi karna media yang membuatnya nyata
Menakuti seisi dunia 

Wujudnya pun tak ada yang tahu
Yang ada hanya ketakutan 
Membuat semuanya panik tak menentu
Hingga lupa akan kekuatan

Ketakutan yang semakin memuncak
Memaksa keluar kalimat penenang 
Ibarat melihat anjing tercekik
Sedang kita hanya tertawa senang

Namun nyatanya kita dipaksa untuk diam
Dan tetap dalam ketakutan 
Sangat muak akan keadaan alam
Begitu indah tapi untuk menikmatinya kita tak diizinkan 

Mungkin hanya sementara 
Jika kita bisa bersabar dan tetap diam dalam aturan sampai ia pergi
Atau mungkin bisa selamanya
Sampai semuanya bisa bersahabat dengan wabah dan bisa hidup berdampingan 










Kecewa Untuk Kedua Kali (Puisi)

Kecewa Untuk Kedua Kali (Puisi)


jokowi Kecewakan rakyat

Karya: Rozel
Serang,

5 Juli 2019

Era baru telah ditabuh

Siap tak siap harus dihadapi

Para prajurit nampak panik dengan sangat

melihat petinggi masih berkutat memperebutkan kekuasaan

rakyat jelata menggerutu

mengeluh 

lalu mencaci


Sang mentri sibuk mengamankan kursi

Menjelma bak pahlawan agar tak dikebiri

Menjadi primadona bagi para pemburu berita

Rakyat jelata?

terkagum kagum

memuji 

lalu membela mati matian


Era baru terus berlanjut

Nahkoda baru telah datang

Menang dalam pertempuran saudara

tak tentu dapat menghantam kejamnya penindasan

yang ada hanya menindas

Rakyat jelata?

Jadi korban

Merintih

Menjerit

Mau dibawa kemana negeri ini

Program kerja terdahulu pun belum tuntas

Terpilih atas janji janji baru

membuat rakyat jelata terpikat

Kemudian kecewa untuk ke-dua kali



Penanti Senja (Puisi)

Karya: Rozel
 Gunung luhur, 03-07-19


Terselimuti dingin sepanjang malam

seakan berendam dalam danau kutub

Beralaskan jejeran bambu 

Beratap dedaunan tanpa penghalang

Angin lalulalang dengan leluasa

Membuat mata seakan selalu diketuk

tak dibiarkanya untuk menutup 


Kehangatan mulai tercipta

saat api unggun mulai menyala

Tawa dalam hening malam

dari kawan dalam penantian 

kadang terdengar bak serangga malam

Detik jam seakan bergerak sangat lambat

menunggu kedatangannya


Tiba dipenghujung malam

Rembulan nan putih bersih

mulai menyingkir dari pandangan

Bintang bintang pun mengikutinya secara perlahan

satu persatu kawan mulai bergegas

berjalan menaiki anak anak tangga


Duduk diantara pepohonan 

dimana kita sudah berjaji untuk bertemu

Langit mulai menguning 

saat itu ku mulai melihat kehadiranya

Perlahan yang kutunggu menampakan pesonanya

Memancarkan kehangatan 

membasmi dingin yang sudah melekat dalam tubuh


Dengan kehadirannya 

penantian tak terasa siasia

Segala keindahan mulai terlihat jelas

lautan awan yang menjadi lebih mempenosa

berpadu dengan sinar khas nya

Sangat menenangkan jiwa 

Wahai senja ku