Sering
kali melihat seorang siswa yang berangkat dari rumahnya menuju ke sekolah untuk
belajar. akan tetapi kita tidak mungkin tau apa yang di dapat anak tersebut
ketika ia kembali kerumahnya. Akan kah semua pelajaran sekolah yang bertujuan
memproduksi keyakinan idiologis yang katanya lebih baik (berwawasan lingkungan,
ilmiah, konsumeris, dan militeris ) didapatnya setelah ia bersekolah?, mungki
tidak, sungguh disayangkan. Tapi inilah realita yang ada dalam kehidupan kita
sekarang.
Dilihat
dari permasalah diatas kita bisa lihat adanya suatu kegagalan dalam sistem
pendidikan yang berjalan sekarang. Pandangan dari seluruh masyarakat yang ada
cenderung menganggap bahwa sekolah hanyalah satu satunya lembaga pendidikan dan
sumber pengetahuan ilmu. Sangatlah salah, banyak anak anak bersekolah tapi tidak
belajar, atau anak anak belajar tanpa
harus pergi ke sekolah. Dalam konteks ini definisi bersekolah merusak konsep
mengajar dengan belajar, naik kelas dengan pendidikan, Ijazah dengan kompetensi
dan peningkatan kemampuan untuk mengatakan sesuatu yang baru.
Sekolah
mewajibkan uang, orang, dan niat baik sebagai syarat-syarat bagi pendidikandan
ini menyingkirkan lembaga-lembaga lain dari tugas-tugas edukatif.Sehingga dalam
masyarakat modern, bersekolah sudah terlembagakan, sehingga kita kebingungan
membedakan makna “bersekolah” dengan “belajar”. Sekolah cenderung menjauhkan
akan realitas kehidupan yang akan dialami oleh anak anak yang berada di sekolah
(inrealistis). Padahal pemahaman terhadap realitas yang ada sangatlah penting
untuk kehidupan.
Dalam
kehidupan kita sekarang kegiatan siwa mengembangkan teknik-teknik bersifat
non-formal dipandang kurang begitu penting dibandingkan dengan kegiatan sekolah
formal, meskipun banyak sekali orang yang belajar dan mendapatkan pengetahuan
dari kegiatan non-formal. Di sekolah formal mengajarkan anak didik menjadi
seperti orang lain, bukan bagaimana menjadi dirinya sendiri. Ia hanya diberikan
kemampuan mengubah penafsiran seseorang untuk situasi yang dihadapinya, namun
tidak mampu mengubah realitas dirinya sendiri.
Oleh
sebab itu, Ivan Ilich merekomendasikan sistem learning web, learning web adalah semacam sistem bank data, dimana
oaring-orang yang tertarik dengan topik-topik atau isu-isu tertentu berkumpul
dan mendiskusikanya bersama. Dengan begitu setiap orang yang yang tergabung
dalam perkumpulan itu mampu memberkan kontribusi, dan belajar akan berbasis
pada kesamaan dan kemudahan akses, atau lebih dikenal dengan diskusi.
Dengan
sistem seperti ini kita dapat mengetahui segala pemikiran dari setiap orang
yang ada. Biasanya semua pemikiran yang terdapat dalam alam pikir mereka adalah
sesuai berdasarkan apa yang mereka tau dan yang mereka rasakan, sehingga secara
tidak langsung kita bisa melihat realitas yang ada di linkungan sekitar kita dan
menjadikan kita paham dan dapat menyimpulkan tentang realitas yang ada.