Takkan Ku tukar Cinta Padamu Bunda Pertiwi I (puisi)

Hasil gambar untuk cinta indonesia

Hari ini catatan cinta kueja tadi malam, bunda

ketika terdampar pada resah

tanahku seolah jerit bumi berteriak


minta tolong pada penghuninya

yang tak peduli


tetap tergesa-gesa




kesana kemari memperkosa dirimu yang semakin tua


meratakan hutan jadi tanah kering

menuangkan banjir

menyisakan kerontang bergantian

asap kebakaran racun timbal tak cukup mencemari

bertambah intensitas hari ke hari



mereka menodai lautmu, sungaimu dengan racun kimia

membotaki gunung-gunung

melobangi tubuhmu seperti bopeng-bopeng bulan

mengerikan!

(sungguh aku tak ingin jadi mereka!)



mereka

memperebutkan apa saja dengan loba

tamak menginjak-injak yang kalah

si miskin, si melarat,


sengsara

mengais-ngais sisa remah

disudut-sudut kota yang sesak

berhimpitan berbagi ruang sempit

di desa petani-petani kehilangan sawah



menangis kalah

ada anak yang mati kelaparan, kata media

“hanya sebuah kabar, tak perlulah dibesar-besarkan,”

kata orang itu, entah siapa

datang dalam mimpiku menjijikkan

melubangi lumbung pertiwi tercabik-cabik menyeramkan

aku terpelanting

pada realita

pening

kuheningkan hati mencari jawab

belum bisa banyak berbuat

masih terbatas mencoba

berbagi yang tak berlimpah,

dan harapan, Tuhan pasti cukupkan untuk mereka

tak sanggup kusaksikan bening mata bocah menangis

berkaca-kaca menahan lapar.