Kecewa Untuk Kedua Kali (Puisi)

Kecewa Untuk Kedua Kali (Puisi)


jokowi Kecewakan rakyat

Karya: Rozel
Serang,

5 Juli 2019

Era baru telah ditabuh

Siap tak siap harus dihadapi

Para prajurit nampak panik dengan sangat

melihat petinggi masih berkutat memperebutkan kekuasaan

rakyat jelata menggerutu

mengeluh 

lalu mencaci


Sang mentri sibuk mengamankan kursi

Menjelma bak pahlawan agar tak dikebiri

Menjadi primadona bagi para pemburu berita

Rakyat jelata?

terkagum kagum

memuji 

lalu membela mati matian


Era baru terus berlanjut

Nahkoda baru telah datang

Menang dalam pertempuran saudara

tak tentu dapat menghantam kejamnya penindasan

yang ada hanya menindas

Rakyat jelata?

Jadi korban

Merintih

Menjerit

Mau dibawa kemana negeri ini

Program kerja terdahulu pun belum tuntas

Terpilih atas janji janji baru

membuat rakyat jelata terpikat

Kemudian kecewa untuk ke-dua kali



MAU JADI JURNALIS HEBAT?, KALIAN HARUS BACA INI !!!!

MAU JADI JURNALIS HEBAT?, KALIAN HARUS BACA INI !!!!

Hasil gambar untuk JURNALIS

sedikit masukan bagi kalian yang ingin memulai menulis berita, ataupun yang ingin menjadi seorang jurnalis.

yang saya tulis merupakan kaidah kaidah yang sering dilupakan  oleh para jurnalis, khususnya para jurnalis media online yang terkesan hanya mengejar keuntungan semata dari para visitor.
tanpa memperhatikan kaidah yang seharusnya diterapkan dalam menulis berita.

 1. Teras (Lead)

Teras berita yaitu alinea pertama sebuah berita, hendaknya ringkas atau maksimal terdiri dari 35 kata.
Hindari memulai teras berita dengan unsur berita "when" (kapan) atau "where" (di mana), kecuali keduanya merupakan unsur terpenting. Kebanyakan teras berita dimulai dengan unsur "who" (siapa) dan "what" (apa).

  Poin ini sering kali di lupakan oleh para penulis berita dalam media online. Kita sering menemukan berita dimulai dengan: Pada hari Senin tanggal 28 desember 2017 akan dilaksanakanya pemilihan umum di kampus UIN SMH Banten oleh KPU.

Jika merujuk pada poin 3 di atas, penulisan yang benar: KPU akan mengadakan pemilihan umum di kampus UIN SMH Banten, Senin (28/12/2017).

Jadi, awali kalimat di alinea pertama berita dengan unsur WHO. Rumusnya: SIAPA melakukan APA, DI MANA, KAPAN, KENAPA, BAGAIMANA. 
 
Hindari mengawali teras berita dengan “there” (ada) atau “this” (ini).
Teras berita tentang peristiwa yang akan terjadi, unsur waktu, hari (tanggal), dan tempat biasanya ditempatkan di akhir paragraf.
Dalam teras berita tentang peristiwa yang sudah lalu, hari (tanggal) kejadian biasanya muncul sebelum atau sesudah kata kerja (verb). Kadang-kadang hari (tanggal) ditulis di akhir awal kalimat pertama atau paragraf, jika teras beritanya hanya satu kalimat.

Poin di atas sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia dalam penulisan kalimat: SPOK. Subjek, Predikat, Objek, Keterangan (Waktu & Tempat). 
 
Gunakan teras kutipan dan pertanyaan secara hemat (kadang-kadang saja).
Lima poin pertama di atas merupakan cara terbaik dalam membuat teras berita.

2. Isi (Body)

isi berita (detail setelah teras) dalam paragraf pendek. Maksimum 60 kata atau kurang dari 10 baris.
Paragraf  yang terdiri dari satu sampai tiga kalimat lebih disukai pembaca.
Tiap paragraf hanya berisi satu ide.
 Ingat, paragraf pendek mendorong pembaca untuk melanjutkan membaca.
Poin ini kian penting dalam penulisan naskah berita di media online agar ramah mudah dipindai (scannable) dan ramah pengguna/pembaca (user friendly).

3. Penyuntingan (Editing)

Hilangkan kata "bahwa" bila memungkinkan.
Penggunaan atau penulisan kata bahwa termasuk melanggar kaidah bahasa jurnalistik. Kata "bahwa" (that) tidak diperlukan agar hemat kata (ringkas). 
Misalnya, Presma mengatakan bahwa PUM harus diundur. Ubah menjadi: presma mengatakan PUM harus diundur.
 Untuk berita “past event” (peristiwa yang sudah terjadi), tulis “Jumat”, BUKAN “Jumat lalu”. Untuk “future event” (peristiwa yang akan terjadi), tulis “Jumat”, BUKAN “Jumat depan” atau “Jumat mendatang”.
Poin ini sering dilanggar wartawan. Sangat sering kita menemukan, misalnya, digelar 5 Maret lalu atau diselenggarakan 12 Maret mendatang. 
 Hilangkan kata-kata seperti "ketika ditanya" dan "menyimpulkan". Ini transisi yang lemah. Langsung laporkan/tuliskan saja yang dikatakan narasumber.
Periksa (double-check) ejaan nama. Jangan salah menulis nama!
Periksa angka.
Pastikan kata "hanya" ditempatkan dengan benar dalam sebuah kalimat. Penulisan kata "hanya" bisa mengubah makna kalimat.
Satu kata dalam berita bisa mengubah makna sekaligus melangar kode etik jurnalistik poin "tidak mencampurkan opini dan fakta". Kata "hanya" termasuk opini.
saran : Tulis. Tulis ulang. Revisi. Tulisa ulang. Revisi. Edit. Revisi. Edit. Edit. Jangan langsung publikasi atau kirim ke editor setelah selesai menulis berita. Versi pertama naskah berita TIDAK cukup langsung naik cetak (publikasi).
Ada ungkapan: tidak ada tulisan hebat, hanya penulisan ulang yang hebat (there is no great writing, only great rewriting).
 Baca naskah berita dengan keras untuk “menangkap” konstruksi kalimat yang tidak logis.

4. Grammar

kata ganti “mereka” untuk merujuk pada sebuah tim atau grup.
Pastikan kata kerja atau frasa lainnya "paralel" atau sama dalam struktur ketika muncul dalam cerita atau daftar.

Contoh: Dia suka berkebun, memancing, dan berburu. Api menewaskan sedikitnya 12 orang, melukai 60 lainnya, dan memaksa puluhan warga melompat dari jendela.

Gunakan kata ganti orang ketiga (ia, dia, mereka). Sangat langka menggunakan kata ganti orang pertama (saya, Anda). Jangan pula menulis kata “beliau”, tulis “ia”.

Kata “beliau” biasanya hanya digunakan untik kata ganti para nabi, khususnya Nabi Muhammad Saw .
Gunakan “kata berpasangan” dengan baik: “baik… maupun…”, “jika…. maka…”.

Contoh: “Baik pihak perusahaan maupun karyawan datang” (sebaiknya sih, lebih hemat begini: “Pihak perusahaan dan karyawan datang”.
 
Gunakan kalimat aktif, bukan kalimat pasif. “Pemerintah menaikkan harga BBM”, bukan “Harga BBM dinaikkan pemerintah”. “Majelis Taklim mengadakan pengajian”, bukan “Pengajian diadakan Majelis Taklim”.

5. Tanda Baca

Gunakan koma setelah “menurut…”. Misalnya, “Menurutnya, korupsi terjadi karena keserakahan”.
Tidak ada koma di antara waktu, tanggal, dan tempat. Kecelakaan itu terjadi pukul 04:32 WIB Senin (21/6) di Tel Aviv.
 
Bila ragu-ragu tentang penggunaan koma, tinggalkan saja!

6. Kutipan dan Atribusi

Kutipan berfungsi sebagai penguat, penegas, atau fakta. Dalam berita radio dikenal dengan istilah soundbait. Di berita televisi disebut clip.

Gunakan atribusi hanya sekali per paragraf.
 
Atribusi diperlukan dalam berita opini –keterangan pemerintah, pendapat ahli, atau ucapan narasumber. Atribusi juga diperlukan dalam kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.

 "Kata" adalah kata terbaik untuk atribusi. Kata lain dapat digunakan, tetapi harus secara akurat, mewakili bagaimana sesuatu dikatakan.

“Partai korup harus dihukum,” kata pengamat politik. “Tapi apakah rakyat suka menghukum?” imbuhnya.

Di akhir kutipan langsung, kata-kata yang biasa digunakan a.l. katanya, ucapnya, ujarnya, tandasnya, tambahnya, imbuhnya, pungkasnya.


7. Struktur Kalimat

 Hindari menggunakan kata yang sama dua kali dalam kalimat.
Jumlah optimum kata yang digunakan dalam sebuah kalimat adalah 14 sampai 16 kata. Rata-rata pembaca tidak bisa memahami kalimat dengan lebih dari 40 kata.
 
Ubah satu kalimat panjang menjadi dua atau tiga kalimat yang lebih pendek. Prinsipnya, lebih baik banyak kalimat tapi pendek-pendek daripada satu kalimat panjang.
 Jika kalimat panjang harus digunakan, tempatkan kalimat pendek sebelum dan sesudahnya.
memulai atau mengakhiri kalimat dengan kata "namun". Kata “namun” ditempatkan “dalam” sebuah kalimat –karena ia “kata sambung”.


8. Ejaan

  Gunakan "Periksa Ejaan" ("Spell Check") di komputer.
  Periksa ejaan yang benar di Kamus Bahasa.
 

9. Kosakata

Gunakan kata-kata sederhana --umum dan mudah dipahami. Jangan pernah memaksa pembaca buka kamus
.
Hindari jargon atau istilah teknis (ilmiah) kecuali 95 persen atau lebih pembaca akan memahaminya. Jika jargon teknis digunakan dan tidak akan dipahami oleh mayoritas pembaca, pastikan jelaskan setiap istilah yang digunakan.

Jangan pernah katakan "kemarin" atau "besok" tanpa disertai tanggal agar  tidak membingungkan pembaca, kecuali untuk berita radio dan televisi.

Kadang-kadang informasi tidak dapat diverifikasi. Jika ada keraguan tentang nama seseorang, tulis "polisi mengidentifikasi orang itu sebagai John Smith" atau “dia menyebutkan namanya John Smith".


 Lain-Lain

 Jika ragu-ragu, tinggalkan (When in doubt, leave it out). Informasi yang meragukan, apalagi tidak dapat dikonfirmasi, tinggalkan --jangan diberitakan.
 
Hindari kata-kata vulgar, cabul, kasar, berbau SARA (menyinggung suku, agama, ras, antargolongan), dan stereotip.

Hindari identifikasi ras, kecuali bila penting untuk komunikasi.
Kebanyakan kata keterangan (adverb) tidak diperlukan.
Kebanyakan kata sifat (adjectives) tidak diperlukan




Demikian hal yang perlu kita ketahui sebagai seorang jurnalis, agar setiap tulisan yang kita buat tetap sejalan dengan semua kaidah yang ada.
karna karya yang indah merupakan karya yang tidak merusak.
Luka Kecil Untuk Penguasa (PUISI) "Bersatulah Mahasiswa"

Luka Kecil Untuk Penguasa (PUISI) "Bersatulah Mahasiswa"




Mahasiswa Melawan
Karya: Rozel


Tersingkir akan deras arus penguasa

Terasingkan dalam perjuangan

Ukiran sejarah tinggal sisa

Hingga kelam bercampur angan angan


Kawan ku berfikirlah

Sejarah bukan lukisan

Apalagi handuk basah

Sejarah untuk dilanjutkan


Kawan ku bangkitlah

Penguasa harus dikawal

Untuk kita pantang mengalah

Agar perjuangan tak patah diawal


Kawan ku bersatulah

Tuk jadi karang ditengah istana

Memeberikan tusukan kecil dikaki penguasa

Yang tak bisa disingkirkan dengan tinta


Kawan ku bergeraklah

Agar rakyat tak lagi menangis

Agar penguasa tak jadi bengis

Agar sejarah tak milik bedebah


Berfikirlah...

Bangkitlah...

Bersatulah...

Dan bergeraklah..


Hidup Mahasiswa...

Hidup Rakyat...


Sweet Seventeen Banten, Daerah Penampungan Koruptor.

Hasil gambar untuk Banten

Tepat pada 4 Oktober 2017 Provisi Banten menginjak usia nya yang ke-17. kids jaman now bilang Sweet Seventeen. Dimana jika individu usia tersebut sudah menunjukan kedewasaanya. Namun diusianya yang ke-17 provinsi Banten belum mewujudkan tujuannya yang digagas pada pembentukan provinsi, untuk memisahkan diri dari propvinsi Jawa Barat.

Sedikit kembali pada sejarah, pembentukan provinsi banten tidak lepas dari perjuangan para aktivis mahasisawa yang mengkonsoli-dasikan diri ke dalam berbagai kelompok dan forum untuk maksud membantu mengaktualisasikan pembentukan Provinsi Banten ini baik yang ada di Banten sendiri maupin di luar Banten seperti, mulai dari Senat Mahasiswa Untirta, STAIN, IAIB, AMIK, dan Akperta di Banten hingga organisasi-organisasi mahasiswa di luar Banten seperti di Depok: Fakultas UI, di Bandung: Forum pergerakan Mahasiswa Banten (FORBAN), Kumala, Kumandang, Kumayasa, IMB, IKMB, KMB, HMB, dan Himata, serta di Bogor: Gerakan Mahasiswa (GEMA) (Mulyana, 2000:314). Tidak ketinggalan juga adalah warga Banten di luar Banten yang turut terpanggil untuk mengkonsolidasikan diri atau setidaknya lebih eksis setelah adanya isu ini seperti warga Banten yanga ada di Bandung (Riwaban), Warga Banten Jakarta, Cianjur, Lampung dan lain-lain.

Sebagai daerah otonom yang baru memisahkan diri dari provinsi sebelumnya, Jawa Barat. Banten berusha menjalankan pemerintahanya, dan mewujudkan segala cita-cita untuk memakmurkan rakyat Banten.

Namun dalam lima tahun terakhir ini benten semakin terpuruk dengan mendapat disclaimer dari salah satu badan independen Negara, KPK. Yang dicap sebagai daerah yang mempunyai tingkat korupsi yang tinggi. disisi lain masih banyak daerah-daerah bagian luar banten yang belum bisa tersentuh oleh pemerintah, baik dalam sisi pendidikan, infrastruktur, maupun kesehatan. Sehingga masyarakatnya jauh dari kata sejahtera.

Hasil gambar untuk BantenYang lebih ironisnya lagi, pemerintah banten malah menaikan gaji DPRD hingga jatuh pada angka 100 juta untuk para pimpinan dan 60 juta untuk para anggota. Jika dibandingkan denagn kinerjanya gaji tersebut tidaklah pantas. kinerja DPRD yang belum bisa dirasakan oleh masyarakat luas, belum adanya penetrasi yang berarti dalam pemerintahan Banten. 

Terlihat jelas bahwa pemerintah Banten sekarang hanya mementingkan kemakmuran diri nya dan golongannya, dan sangat jauh dari tujuan untuk memakmurkan seluruh lapisan masyarakat Banten. APBD yang seeharusnya digunakan untuk memakmurkan masyarakat, malah dipakai untuk menggajih pemerintah daerah yang tidak terlihat kinerjanya.

Padahal dalam sektor pendidikan dan kesehatan, masyarakat banten masih banyak yang bisa menikmatinya, seperti contoh masyarakat cibaliung, lebak, pontang, dan masih banyak daerah yang belum tersentuh oleh pemerintah daerah.

Image yang menempel di banten sudah sangat buruk, semoga di usianya yang ke-17 Banten dapat memperbaiki semuanya, dan dapat mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat nya.
Pejuang Di Senja Pagi (PUISI) "Pahlawan Negri"

Pejuang Di Senja Pagi (PUISI) "Pahlawan Negri"

petani senja
Ilustrasi



Karya: Rozel


Berangkat mendahului senja


Bertelanjang kaki menyusuri lumpur keras bertumpuk

Sembari pundak memikul senjata

Menenteng nasi uduk serta kerupuk



Siap bertempur melawan kerasnya litosfer

untuk dijadikanya sumber kehidupan

Sampai di medan pertempuran

tubuh membungkuk menghalang panasnya sinar



Hamparan rumput hijau merata

Bak permadani tak bermotif

Dirawatnya hingga sampai masa

Dijaganya dari serangan perusak



Rumput yang hijau menjadi kuning merunduk

Senang hatinya akan menuai hasil

Namun kadang hasil menghianati usahanya



Tetap teguh pahlawan ku

Tanpa kau

Kami tak makan nasi

Tanpa kau

Negeri akan berkeluh kesah




Takakan Ku Tukar Cinta Padamu Ibu Pertiwi III (Puisi)

Takakan Ku Tukar Cinta Padamu Ibu Pertiwi III (Puisi)


Hasil gambar untuk cinta indonesia


Di hati, sekarang




meski terbatas di pikir dan zikir




kueja namamu dalam kasihNya






semoga tetap bertahan




dari perpecahan oleh tangan-tangan




gergasi, siluman, manusia




yang ingin membelah negeri




yang ingin kau tak ada lagi




menjadi serpihan-serpihan kecil tak berarti




semoga kau bertahan




sebab masih ada anak-anak bumi yang peduli




tersenyum, tersenyumlah bunda pertiwi



meski pahit menggigit hati
Takakan Ku Tukar Cinta Padamu Bunda Pertiwi II (Puisi)

Takakan Ku Tukar Cinta Padamu Bunda Pertiwi II (Puisi)

Hasil gambar untuk cinta indonesia

Dulu

menelusuri jejak cinta padamu pertiwi

apakah cinta mesti menuangkan darahku dalam perang?

aku hanya punya perang melawan diri




sejak dini



walau hanya bertahan tak menyontek waktu ujian kala remaja



biarlah nilaiku jeblok



tapi aku tak goblok, bunda



kubaca jejakku pada cinta




dimana cinta diuji?



ketika kau mampu menolak amplop tebal dihadapanmu



mencoba membeli kejujuran



padahal kebutuhanmu menderu-deru



kapan kesetiaan terbukti?



ketika nafsu memburu-buru



ingin memiliki yang bukan milikmu



kau memilih siksa






ketika perawan rela menukar cinta demi sekedar bedak lipstik



menjual cinta pada bandot tua demi materi


kau memilih menderita


kubaca lagi jejak dimana cinta pernah tertoreh



di Aceh, di Aceh!



kutahankan cinta di tengah ledakan bom, hujan peluru menderu-deru



ketakutan, darah dan trauma,



takkan kutinggalkan bunda pertiwi



mendesah di tiap doa, janganlah negeriku terpecah-pecah



damai-damailah, jangan hanya dalam mimpi



sampai aku lelah

kehilangan kata. doa terhenti

dalam hening mengeja cintaNya

lalu ombak yang menghempas, mencipta neraka di hadapanku

terpana membaca kehendakNya

kucoba lagi menghayati cinta

tetap kucinta kau




sebab kurasakan tangismu bunda



perih, perih menyayat hati



dikhianati anak-anak sendiri



kekasih jiwa

Takkan Ku tukar Cinta Padamu Bunda Pertiwi I (puisi)

Takkan Ku tukar Cinta Padamu Bunda Pertiwi I (puisi)

Hasil gambar untuk cinta indonesia

Hari ini catatan cinta kueja tadi malam, bunda

ketika terdampar pada resah

tanahku seolah jerit bumi berteriak


minta tolong pada penghuninya

yang tak peduli


tetap tergesa-gesa




kesana kemari memperkosa dirimu yang semakin tua


meratakan hutan jadi tanah kering

menuangkan banjir

menyisakan kerontang bergantian

asap kebakaran racun timbal tak cukup mencemari

bertambah intensitas hari ke hari



mereka menodai lautmu, sungaimu dengan racun kimia

membotaki gunung-gunung

melobangi tubuhmu seperti bopeng-bopeng bulan

mengerikan!

(sungguh aku tak ingin jadi mereka!)



mereka

memperebutkan apa saja dengan loba

tamak menginjak-injak yang kalah

si miskin, si melarat,


sengsara

mengais-ngais sisa remah

disudut-sudut kota yang sesak

berhimpitan berbagi ruang sempit

di desa petani-petani kehilangan sawah



menangis kalah

ada anak yang mati kelaparan, kata media

“hanya sebuah kabar, tak perlulah dibesar-besarkan,”

kata orang itu, entah siapa

datang dalam mimpiku menjijikkan

melubangi lumbung pertiwi tercabik-cabik menyeramkan

aku terpelanting

pada realita

pening

kuheningkan hati mencari jawab

belum bisa banyak berbuat

masih terbatas mencoba

berbagi yang tak berlimpah,

dan harapan, Tuhan pasti cukupkan untuk mereka

tak sanggup kusaksikan bening mata bocah menangis

berkaca-kaca menahan lapar.

Tetaplah Tersenyum Indonesiaku (Puisi)

Tetaplah Tersenyum Indonesiaku (Puisi)


Gambar terkait





Tak ada tanah sekaya dirimu

Tak ada air sebening hatimu


Karna engkau tanah air, Indonesiaku





Merahmu membawa semangat dalam hidupku


Dan putihmu memberi kedamaian


Engkau adalah kebanggaanku



Budaya nan rupawan menjadi cermin hatimu




Beragam suku, tetap menjadi satu



Karna Bhineka Tunggal Ika adalah semboyanmu



Namun kebanggaan itu mulai rapuh




Hati ini mulai menangis



Melihat, hijaumu mulai gersang



Sejukmu mulai panas



Dan kedamaianmu mulai terusik



Oleh tangan-tangan nakal anak bangsamu sendiri




Mereka mulai tak menghargaimu



Melupakan jasa-jasamu


Dan tak mau mengenal sejarahmu





Namun tetaplah tersenyum Indonesiaku




Walaupun ragamu telah tersakiti




Namun tetaplah jiwamu memberikan semangat





Bagi kami, anak-anak Indonesia